........SILAHKAN MENGGUNAKAN " MESIN TRANSLATE "..GOOGLE TRANSLATE
DISAMPING KANAN INI.............
PLEASE USE ........ "TRANSLATE MACHINE" .. GOOGLE TRANSLATE BESIDE RIGHT THIS
L’ Oreal
Janji Tidak Merusak Hutan
Posted
by Marwan Azis Jumat, Januari 31, 2014
JAKARTA, BL- L’ Oreal, perusahaan kosmetik dan kecantikan terbesar di dunia telah
mengumunkan,berkomitmen untuk menghapus aktivitas penggundulan hutan
(deforestasi) dari produk-produknya pada tahun 2020. Greenpeace
mengharapkan perusahaan lain dapat mengikuti dengan tenggat waktu yang lebih
ambisius.
Greenpeace menyambut
baik komitmen L’Oreal itu. ”Ini merupakan kemenangan bagi konsumen
di seluruh dunia, L’ Oreal telah berkomitmen untuk mengakhiri perannya dalam perusakan
hutan. Ribuan orang di Indonesia dan seluruh dunia yang telah menuntut produk
ramah hutan akan menuntut perusahaan seperti P & G, Colgate Palmolive, dan
merek seperti Head & Shoulders agar menjamin bahwa mereka juga tidak
menggunakan minyak sawit kotor dari perusakan hutan,” kata Bustar Maitar,
Kepala Kampanye Hutan Indonesia Greenpeace Internasional melalui keterangan
tertulisnya.
L’ Oreal sekarang
telah bergabung dengan Nestle, Unilever dan Ferrero, yang telah berkomitmen
akan kebijakan Nol Deforestasi. Raksasa minyak sawit lainnya mulai bergerak
juga, dengan pedagang minyak sawit terbesar di dunia, Wilmar International,
berkomitmen untuk kebijakan Nol Deforestasi akhir tahun lalu karena tekanan
dari publik, LSM serta konsumen.
Menurut Bustar, komitmen
yang telah dibuat oleh L’Oreal, Unilever dan Ferrero telah mengirimkan sinyal
kuat kepada sektor ini, namun mereka masih memungkinkan pemasok mereka untuk
menebang hutan sampai enam tahun ke depan. “Dengan lajunya pemanasan global dan
kehilangan keanekaragaman hayati yang berlangsung cepat, kami mendesak
perusahaan-perusahaan untuk menjamin konsumen bahwa produk mereka akan bebas
dari kerusakan hutan sebelum tenggat waktu tahun 2020,”desaknya.
Bustar menambahkan,
membuat komitmen untuk kebijakan tersebut hanya langkah awal untuk menjamin
bahwa konsumen tidak menjadi bagian dari kerusakan hutan melalui produk yang
mereka konsumsi sehari-hari. Greenpeace akan terus mendorong L’ Oreal dan
perusahaan lain dalam Tiger Challenge agar kebijakan-kebijakan mereka
sungguh-sungguh diterapkan di lapangan.
Sektor minyak kelapa
sawit adalah penyebab tunggal terbesar dari deforestasi di Indonesia. Peta
Kementerian Kehutanan menunjukkan bahwa Indonesia kehilangan 620.000 ha hutan
hujan setiap tahun (area yang lebih besar dari ukuran Brunei), dan mendorong
spesies ikonik seperti Harimau Sumatera yang hanya tersisa 400 ekor, menuju
kepunahan. Ekspansi kelapa sawit ke New Guinea dan Afrika sudah mengancam
hutan, memicu kontroversi dan konflik dengan masyarakat lokal. (Marwan Azis).