Top Menu

T-REc semarang-komunitas-reptil-semarang-Ular -menjadi-beracun-dengan-memakan-katak-beracun




T-REc semarang-komunitas-reptil-semarang-Ular -menjadi-beracun-dengan-memakan-katak-beracun




Ular  menjadi beracun dengan memakan katak beracun


sumber berbahasa asing, denngan link di bawah ini :









Ular  menjadi beracun dengan memakan katak beracun
 
mongabay.com
29 Januari 2007



Sebuah studi baru menunjukkan bahwa Asian snake Rhabdophis tigrinus `menjadi beracun dengan racun eksekusi dari mangsanya yang terdiri dari kodok berbisa . Penelitian ini diterbitkan dalam edisi terbaru dari The Proceedings of the National Academy of Sciences.


Menganalisis perbedaan antara ular yang hidup di pulau-pulau yang banyak kodok  dan sedikit kodok di Jepang, peneliti dipimpin oleh Deborah A. Hutchinson dari Old Dominion University di Norfolk, Virginia, menemukan bahwa ular rumput Jepang / Japanese grass snake   atau Yamakagashi, seperti ular yang dikenal secara lokal, tidak memproduksi racun sendiri, melainkan bergantung pada yang ditemukan pada  kodok beracun:
Para peneliti menemukan bahwa ular yang hidup di pulau sedikit kodok di  Kinkazan tidak memiliki senyawa toksik bufadienolide secara  sepenuhnya. Ular dari Ishima, di mana kodok berlimpah, memiliki tingkat  bufadienolides yang tinggi . R. tigrinus dari Honshu, di mana jumlah katak bervariasi, menampilkan  berbagai konsentrasi bufadienolide. Feeding/ memakan  R. tigrinus pada tempat yang banyak dengan tempat yang sedikit  mengkonfirmasikan hasil ini.
Studi ini juga menemukan bahwa ibu ular /  snake mothers  dengan toksin konsentrasi tinggi mampu memberikan toksin  bufadienolide  pada keturunan mereka  untuk membantu melindungi mereka dari predator.



Yamakagashi ini menyimpan racun  dalam "serangkaian struktur yang  dikenal sebagai kelenjar nuchal pada kulit dorsal leher," menurut para peneliti. Ketika terancam ular mengambil posisi defensif untuk  mengekspos toksin di  kelenjar nuchal  pada predator.

Penelitian yang dipublikasikan dalam beberapa tahun terakhir oleh John W. Daly, Ralph Saporito, Valerie C. Clark, dan lain-lainnya  telah menunjukkan bahwa racun katak panah / dart frogs  (spesies Dendrobates) dan rekan mereka di Madagaskar, katak Mantella, menyerap bahan kimia beracun  pada kulit, yang disebut alkaloid, dari semut yang mereka makan. Alkaloid ini melindungi katak dari predator. Demikian pula, beberapa ular garter diketahui menyimpan tetrodotoxin dari kadal air sementara burung-burung di Nugini tampaknya menyerap racun dari serangga.



teks asli :



Snake becomes poisonous by eating toxic frogs
mongabay.com
January 29, 2007


A new study shows that the Asian snake Rhabdophis tigrinus becomes poisonous by sequestering toxins from its prey which consists of venomous toads. The research is published in the current issue of The Proceedings of the National Academy of Sciences.



Analyzing differences between snakes living on toad-rich and toad-deficient islands in Japan, Researchers lead by Deborah A. Hutchinson of Old Dominion University in Norfolk, Virginia, found that Japanese grass snake or Yamakagashi, as the snake is known locally, did not manufacture its own venom, but instead relied on that found in toxic toads:
The researchers found that snakes living on Japan's toad-free island of Kinkazan lacked the toad's toxic bufadienolide compounds completely. Snakes from Ishima, where toads are plentiful, had high levels of bufadienolides. R. tigrinus from Honshu, where toad numbers vary, displayed a wide range of bufadienolide concentrations. Feeding R. tigrinus hatchlings toad-rich and toad-free diets confirmed these results.
The study also found that snake mothers with high concentrations of the toxin are able to pass bufadienolide toxin on their offspring helping protect them from predators. 



The Yamakagashi stores the sequestered toxins in "a series of paired structures known as nuchal glands in the dorsal skin of the neck," according to the researchers. When threatened the snake takes a defensive position that exposes the toxin-containing nuchal glands to predators.

While sequestering defensive toxins from prey is unusual among terrestrial vertebrates, it is not unknown. Research published in recent years by John W. Daly, Ralph Saporito, Valerie C. Clark, and others have showed
 that poison dart frogs (Dendrobates species) and their Madagascar counterparts, the Mantella frogs, sequester toxic skin chemicals, called alkaloids, from the ants they eat. These alkaloids protect the frogs from predation. Similarly, some garter snakes are known to store tetrodotoxin from ingested newts while birds in New Guinea appear to sequester poisons from insects. 










Juvenile Asian snake Rhabdophis tigrinus from the toad-rich island of Ishima, Japan. A large ridge, formed by underlying toxin-containing nuchal glands, is evident on the back of the neck. Image courtesy of Deborah A. Hutchinson. 

Juvenile Asian snake Rhabdophis tigrinus `dari pulau kaya kodok Ishima, Jepang. Sebuah punggungan membesar, dibentuk oleh kelenjar nuchal  yang mengandung racun , tampak  jelas di bagian belakang leher. Gambar milik Deborah A. Hutchinson.




Share this:

 
Designed By OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates