Strange, Lizards of Papua New Guinea's Indonesia, Bloody Green
T-REC semarang-komunitas-reptil semarang-Strange-Lizards-of-Papua-New-Guinea's-Indonesia-Bloody- Green
source by indonesia language, link below :
Strange, Lizards of Papua New Guinea's Indonesia, Bloody Green
Author: Yunanto Wiji Utomo
Tuesday, October 1, 2013
KOMPAS.com - If there is a lizard that deserves to be called the most bizarre, perhaps it is Prasinohaema lizards. Different from like lizards or other living creatures, these lizards have green blood. It was first published in the journal Science in 1969.
Christopher Austin, Louisiana State University
biologist, interested in studying
the lizard species. He made research about
the lizard as his
doctoral research at the University
of Texas.
National Geopgraphic reported on Monday (09/30/2013), Austin found that the blood of the lizard species are rich in compounds of biliverdin, a breakdown product of hemoglobin molecules in addition beside bilirubin.
In humans, biliverdin removed from the body through the digestive tract. However, in these lizards, biliverdin accumulated in the blood. Compound that causes blood, even tissue, bone, and tongue had green .
National Geopgraphic reported on Monday (09/30/2013), Austin found that the blood of the lizard species are rich in compounds of biliverdin, a breakdown product of hemoglobin molecules in addition beside bilirubin.
In humans, biliverdin removed from the body through the digestive tract. However, in these lizards, biliverdin accumulated in the blood. Compound that causes blood, even tissue, bone, and tongue had green .
Although the cause of the green color is revealed, it does not mean the whole mystery is
revealed . If humans accumulate biliverdin, such
as people suffering from liver
failure, there will be jaundice
or even death.
However, this lizard
healthy.
Austin suspected that the accumulation of biliverdin in the blood is an adaptation that Prasinohaema resistant from plasmodium attack that causes malaria . However, it is not yet certain.
Now, Austin doing new work with analyze this lizard genome and compare it with other red blooded lizards to see genetic changes that may answer questions about tolerance in biliverdin and resistance of plasmodium .
Editor: Yunanto Wiji Utomo
Austin suspected that the accumulation of biliverdin in the blood is an adaptation that Prasinohaema resistant from plasmodium attack that causes malaria . However, it is not yet certain.
Now, Austin doing new work with analyze this lizard genome and compare it with other red blooded lizards to see genetic changes that may answer questions about tolerance in biliverdin and resistance of plasmodium .
Editor: Yunanto Wiji Utomo
original text :
Aneh, Kadal dari Papua Niugini
Ini Berdarah Hijau
Penulis :
Yunanto Wiji Utomo
Selasa, 1
Oktober 2013
KOMPAS.com — Kalau ada kadal yang pantas
disebut paling aneh, mungkin kadal itu adalah Prasinohaema. Berbeda dari
kadal atau makhluk hidup lainnya, kadal ini punya darah berwarna hijau.
Karakteristik kadal ini pertama kali dipublikasikan di jurnal Science
pada tahun 1969.
Christopher
Austin, biolog dari Lousiana State University, tertarik untuk mempelajari
spesies kadal tersebut. Ia menjadikan riset tentang kadal itu sebagai riset
doktoralnya di University of Texas.
Diberitakan National Geopgraphic, Senin (30/9/2013), Austin menemukan bahwa darah kadal spesies tersebut kaya akan senyawa biliverdin, salah satu molekul hasil pemecahan hemoglobin selain bilirubin.
Pada manusia, biliverdin dikeluarkan dari dalam tubuh lewat saluran pencernaan. Namun, pada kadal ini, biliverdin diakumulasi di dalam darah. Senyawa inilah yang menyebabkan darah, dan bahkan jaringan, tulang, dan lidah kadal ini punya warna hijau.
Diberitakan National Geopgraphic, Senin (30/9/2013), Austin menemukan bahwa darah kadal spesies tersebut kaya akan senyawa biliverdin, salah satu molekul hasil pemecahan hemoglobin selain bilirubin.
Pada manusia, biliverdin dikeluarkan dari dalam tubuh lewat saluran pencernaan. Namun, pada kadal ini, biliverdin diakumulasi di dalam darah. Senyawa inilah yang menyebabkan darah, dan bahkan jaringan, tulang, dan lidah kadal ini punya warna hijau.
Meski
penyebab warna hijau sudah terungkap, bukan berarti seluruh
misteri kadal ini terungkap. Jika manusia mengakumulasi biliverdin,
seperti orang yang mengalami gagal hati, maka akan terjadi jaundice atau
bahkan kematian. Namun, kadal ini sehat-sehat saja.
Austin menduga bahwa akumulasi biliverdin dalam darah memang merupakan bentuk adaptasi agar Prasinohaema tahan dari serangan plasmodium yang menyebabkan malaria. Namun, hal itu belum bisa dipastikan.
Kini, Austin melakukan pekerjaan baru dengan mengurai genom kadal ini serta membandingkannya dengan kadal lain yang berdarah merah untuk melihat perubahan genetik yang mungkin menjawab pertanyaan tentang toleransi pada biliverdin dan resistensi dari plasmodium.
Austin menduga bahwa akumulasi biliverdin dalam darah memang merupakan bentuk adaptasi agar Prasinohaema tahan dari serangan plasmodium yang menyebabkan malaria. Namun, hal itu belum bisa dipastikan.
Kini, Austin melakukan pekerjaan baru dengan mengurai genom kadal ini serta membandingkannya dengan kadal lain yang berdarah merah untuk melihat perubahan genetik yang mungkin menjawab pertanyaan tentang toleransi pada biliverdin dan resistensi dari plasmodium.
Editor :
Yunanto Wiji Utomo