........SILAHKAN MENGGUNAKAN " MESIN TRANSLATE "..GOOGLE TRANSLATE
DISAMPING KANAN INI.............
PLEASE USE ........ "TRANSLATE MACHINE" .. GOOGLE TRANSLATE BESIDE RIGHT THIS
Di Taman Ini, 100 Hektare
Hutan Konservasi Kritis
TEMPO.CO , Malang - Sekitar 100 hektare kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dalam kondisi kritis. Pada lahan terbuka
di kawasan konservasi tersebut tersebut tak ada tanaman yang menaunginya.
Kawasan tersebut awalnya merupakan hutan produksi dan beralih menjadi kawasan
konservasi sejak 1990-an. "Dibutuhkan waktu minimal lima tahun untuk
mengembalikan kawasan," kata Kepala Balai Besar TNBTS, Ayu Dewi Utari,
Selasa 28 Januari 2014.
Menurutnya, untuk memulihkan kawasan itu mesti dilakukan penghijauan dengan
melibatkan warga dan TNI. Lokasi penghijauan dilakukan di Senduro dan
Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Ditanam sebanyak 50 ribu bibit meliputi tanaman
cemara, suren, tutup, dan putih dada.Warga yang dilibatkan sebelumnya merupakan pelaku perambahan kawasan. Petugas melakukan pendekatan selama tiga tahun lebih. Kini, mereka berkomitmen untuk melindungi kawasan agar tetap lestari. Sebelumnya, warga memanfaatkan kawasan itu sebagai sumber pakan ternak.
"Sekarang mereka keluar kawasan dan terlibat mengembalikan kawasan," kata Ayu. Kawasan tersebut menjadi habitat babi hutan, rusa, dan lutung jawa. Sejak kawasan terbuka dan rusak, terjadi konflik antara satwa dengan manusia. Babi hutan merusak ladang dan perkebunan warga.
Kerusakan kawasan TNBTS akan mengancam kelestarian satwa liar terutama lutung Jawa (trachipithecus auratus). Pantauan tim ProFauna menunjukkan kerusakan juga akibat pembalakan liar. Meningkatnya pembalakan secara ilegal diduga karena lemahnya pengawasan petugas Balai Besar TNBTS. Sejumlah kawasan dinilai terlalu longgar dan tak diawasi dengan ketat. Seperti wilayah Jemplang dan Tutukan sangat terbuk jika masuk melalui arah Malang.
"Stop pembalakan liar, cegah kepunahan satwa liar di kawasan TNBTS," kata Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid. Sepanjang jalur menuju Bromo ditemukan dua kelompok lutung Jawa dan beberapa kelompok monyet ekor panjang (macaca fascicularis). Sedangkan delapan tahun lalu, ProFauna Indonesia bersama Departemen Kehutanan melepas 41 ekor lutung dan 4 ekor rusa di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Di kawasan yang mencapai 50.236 hektare ini ditumbuhi tanaman berusia ratusan tahun seperti cemara gunung, jamuju, bunga edelweis, berbagai jenis bunga anggrek dan rumput langka. Selain itu, juga menjadi habitat berbagai jenis satwa langka dan dilindung. Antara lain luwak (pardofelis marmorata), rusa (cervus timorensis), monyet ekor panjang (macaca fascicularis),
kijang (muntiacus muntjak), ayam hutan merah (gallus gallus), macan tutul (panthera pardus), ajag (cuon alpinus).
Berbagai jenis burungnya seperti alap-alap (accipiter virgatus), rangkok (buceros rhinoceros silvestris), elang ular bido (spilornis cheela bido), srigunting hitam (dicrurus macrocercus), elang bondol (haliastur indus), dan belibis yang hidup di Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo.
EKO WIDIANTO