DISAMPING KANAN INI.............
PLEASE USE ........ "TRANSLATE MACHINE" .. GOOGLE TRANSLATE BESIDE RIGHT THIS
.................
T-REC -TUGUMUDA REPTILES COMMUNITY-INDONESIA
More info :
minat gabung : ( menerima keanggotaan seluruh kota dan daerah di Indonesia )
08995557626
..................................
KSE – KOMUNITAS SATWA EKSOTIK – EXOTIC PETS COMMUNITY-- INDONESIA
Visit Our Community and Joint W/ Us....Welcome All Over The World
KSE = KOMUNITAS SATWA EKSOTIK
MENGATASI KENDALA MINAT DAN JARAK
KAMI ADA DI TIAP KOTA DI INDONESIA
MENGATASI KENDALA MINAT DAN JARAK
KAMI ADA DI TIAP KOTA DI INDONESIA
DETAIL TENTANG KSE-----KLIK : www.komunitassatwaeksotik-pendaftaran.blogspot.com
GABUNG......... ( menerima keanggotaan seluruh kota dan daerah di Indonesia )
HUBUNGI : 089617123865
.........................
President Of The Jokowi Need The Evaluation Indonesia sea policy
After sworn in, President Jokowi do of the
first State
of the Unions peeches ,
entitled "under the will of the people and the Constitution." In his speech,.....mention the leading sector to revive the
nation and
the State
Tegaskan Sektor Kemaritiman, Presiden Jokowi Perlu Evaluasi
Kebijakan Laut Indonesia
October 20, 2014 Jay Fajar
Usai
dilantik, Presiden Jokowi melakukan pidato kenegaraan pertama yang berjudul “DI
Bawah Kehendak Rakyat dan Konstitusi”. Dalam pidatonya tersebut, Presiden ke-7
Indonesia itu kembali menyebutkan sektor kemaritiman untuk mengembalikan
kejayaan bangsa dan negara.
“Kita harus
bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara
maritim. Samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita
telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan
teluk,” kata Jokowi.
“Kini
saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di Laut justru
kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu, bisa kembali membahana,”
katanya.
“Saya
mengajak saudara-saudara sebangsa dan setanah air untuk mengingat satu hal yang
pernah disampaikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno, bahwa
untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, negara kuat, negara makmur,
negara damai, kita harus memiliki jiwa cakrawarti samudera; jiwa pelaut yang
berani mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang menggulung,” kata Jokowi.
Menanggapi
pidato kenegaraan Presiden Jokowi tersebut, Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat
untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Abdul Halim mengatakan sektor maritim
merupakan hal yang penting bagi Indonesia.
“Bicara
tentang maritim, tidak terlepas soal pelayaran dan perdagangan dilaut. Ini
penting bagi Indonesia,” katanya.
Dia melihat
untuk pelayaran, masyarakat Indonesia akan dimudahkan dalam urusan mobilitas,
termasuk soal pertukaran jasa dan barang, akan lebih mudah dan murah.
Abdul Halim
setuju dengan Presiden Jokowi bahwa Indonesia perlu mengubah persepsi dengan
tidak lagi ‘memunggungi’ laut dan selat. “Ini penting, karena Indonesia
mempunyai empat selat yang merupakan jalur laut perdagangan internasional yaitu
selat malaka, selat sunda, selat makassar dan selat lombok,” katanya.
“Di Selat
Malaka, Singapura dan Malaysia menguasai perdagangan di sana. Singapura bahkan
mempunyai pelabuhan laut terbaik di dunia yang memanfaatkan Selat Sunda.
Singapura juga memanfaatkan jasa pandu untuk pelabuhan mereka.Sedangkan
Indonesia hanya ikut mengamankan bila ada pencemaran dan perompakan laut,”
katanya.
Untuk
industri sektor kelautan di Indonesia, didominasi oleh perusahaan asing.
“Investasi di bidang kelautan dan perikanan di dominasi oleh perusahaan PMA
(penanaman modal asing) sampai dengan lebih dari 90 persen. Ini memprihatinkan
bila pelaku dalam negeri tidak diberi ruang, termasuk nelayan tradisional dalam
anggaran pemerintah,” katanya.
Meski tidak
bisa dipungkiri banyak hal yang telah dilakukan di pemerintah SBY dalam sektor
kelautan, Halim melihat banyak pekerjaan rumah yang perlu dilakukan oleh Presiden
Jokowi untuk membangun kesejahteraan rakyat, termasuk para nelayan dan
masyarakat pesisir.
Dia
mencontohkan di Timor Leste, nelayan mendapatkan bantuan lemarin pendingin
(cold storage) untuk menyimpan hasil laut mereka dan dijual ketika kondisi
harga sedang bagus.
Kiara
melihat pemerintahan Jokowi perlu mengoreksi kebijakan sektor kelautan yang
selama ini berpotensi merugikan negara, seperti Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan No.26/2013 tentang Usaha Perikanan Tangkap Di Wilayah Pengelolaan Perikanan
Negara Republik Indonesia.
“Peraturan
itu membolehkan alih muatan tangkap ikan di laut, membiarkan jenis ikan mahal
seperti tuna ditangkap dan dibawa langsung ke luar negeri. Kapal berbendera
asing juga dibolehkan tidak menggunakan
vesel monitoring system di perairan laut zona ekonomi ekslusif, yang
meningkatkan pencurian ikan di laut. Ini merugikan Indonesia,” katanya.
Selain itu,
Presiden Jokowi juga perlu meningkatkan kapasitas pengawasan dan aspek
koordinasi pada lembaga pemerintah terkait keluatan.“Untuk itu, Kiara akan
mengawal pemerintahan Jokowi sampai 2019 mendatang,” tambah Abdul Halim.
Sedangkan,
Kepala Greenpeace Indonesia, Longgena Ginting mengatakan menyambut baik sektor
kemaritiman yang akan dibangun oleh Presiden Joko Widodo. “Tetapi ini tidak
berarti kita mengalihkan pembangunan dengan segala konsekuensinya dengan
eksploitasi laut, meski betul laut Indonesia mempunyai potensi yang besar. Laut
menyimpan masa depan Indonesia terkait pangan, energi dan penanganan perubahan
iklim,” kata Longgena yang dihubungi Mongabay.
“Kondisi
laut kita tidak terlalu baik. Kita menghadapi overfishing di banyak wilayah
laut, juga kerusakan terumbu karang, pencemaran laut dan ancaman terhadap
perubahan iklim. Terumbu karang kita hanya 20 persen yang baik,” katanya.
Pemanfaatan
laut Indonesia, lanjut Longgena, harus dibarengi dengan penyelamatan dan
pemulihan laut itu sendiri. “Ini harus dimasukkan dalam pertimbangan Jokowi dan
pemerintahannya,” ujarnya.
Pembangunan
di sektor kelautan harus bisa mensejahterakan nelayan dan masyarakat pesisir,
yang dimulai dengan mengubah perspektif bahwa laut bukan merupakan pemisah
wilayah Indonesia, tetapi merupakan penyatu seluruh wilayah nusantara.