Top Menu

T-REC semarang-komunitas-reptil-semarang-Trance-Black-Lizard-and- calf-compete-End -Harvest-Festival



Trance, Black Lizard, and calf compete End  Harvest Festival


T-REC semarang-komunitas-reptil-semarang-Trance-Black-Lizard-and- calf-compete-End -Harvest-Festival


 source by indonesia languange, link below :








Trance, Black Lizard, and calf compete End  Harvest Festival



Author: Contributors Bone, Abdul Haq
Sunday, September 15, 2013


BONE, KOMPAS.com - The hustle and bustle of the festive harvest feast held by citizens of Bone regency, South Sulawesi, Indonesia  turned into a riot when one of the residents from Palu, Central Sulawesi, trance by shouting suddenly ask  for rain, Sunday (15/09/2013) .

No less excited , when there is the appearance of a lizard is believed to be  guardian  fortunate wells that resembles a giant footprint.

However, this traditional party still continued and ended with a shootout adu betil / betil ritual  known as Mallanca by the local community. Harvest ritual feast held by village farmers Cellu, Eastern District Taneteriattang held in Bubung Cellu.



Bubung Cellu or wells auspicious human foot shaped measuring 5 x 3 meters.

resident named Syamsul (36) from Palu, Central Sulawesi, who suddenly fainted and shouted request for the rains to fall. The victim was  evacuated to a bamboo hut to be treated by the paranormal.

"Maybe a sign to rain again because of the trance that was constantly asking for rain," said Nur Hasnah, one of  middle-aged woman.

Then, about a lizard who come to the surface. Solid black with a length of two meters, the lizard appeared in the well



nevertheless, these lizards remain benign and re-enter the well after being fed raw chicken eggs by indigenous elders. Some residents believe that the lizard is a watchman wells is considered sacred by the local people.

After the situation calmed down, the citizens resumed fighting ritual known as the calf compete  or Mallanca by local residents. Mallanca ritual actually  is the core of the overall harvest festival.

In this Mallanca ritual, the men took turns clashing calf followed by cheers of hundreds of viewers. Although impressed  full of violence, but it was the scene of familiarity  and form of excitement farmers of the good harvests.

"Actually, the core of the harvest festival  is  Mallanca, because this is where the key to cellu farmers brotherhood ," said Mastam Rico, one of the local leaders.

Editor: Glori K. Wadrianto




original text :

 

Kesurupan, Biawak Hitam, dan Adu Betis Akhiri Pesta Panen Warga



Penulis : Kontributor Bone, Abdul Haq  
Minggu, 15 September 2013 

BONE, KOMPAS.com - Hiruk pikuk kemeriahan pesta panen yang digelar oleh warga Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan berubah menjadi kegaduhan saat salah seorang warga asal Palu, Sulawesi Tengah tiba tiba kesurupan sambil berteriak teriak meminta turunnya hujan, Minggu (15/9/2013).

Tak kalah hebohnya pula saat ada kemunculan biawak yang diyakini warga sebagai penunggu sumur bertuah yang menyerupai jejak kaki raksasa.

Meski demikian, pesta adat ini tetap terus dilanjutkan dan diakhiri dengan ritual adu betil atau dikenal dengan Mallanca oleh masyarakat setempat. Ritual pesta panen yang digelar oleh para petani Kelurahan Cellu, Kecamatan Taneteriattang Timur yang dilaksanakan di Bubung Cellu. 


Bubung Cellu atau sumur bertuah berbentuk telapak kaki manusia berukuran 5 x 3 meter. Acara ini berlangsung meriah meski diwarnai sejumlah insiden tadi.

Adalah warga bernama Syamsul (36) asal Palu, Sulawesi Tengah yang tiba tiba pingsan dan berteriak teriak meminta agar hujan segera turun. Korban kemudian dievakuasi ke sebuah pondok bambu untuk diobati oleh paranormal.

"Mungkin pertanda akan turun hujan lagi karena yang kesurupan tadi itu terus meminta hujan," ujar Nur Hasnah, salah seorang wanita paruh baya.

Lalu, tentang biawak yang muncul ke permukaan. Berwarna hitam pekat dengan panjang dua meter, biawak itu muncul dalam sumur hingga mengakibatkan sejumlah bocah yang sebelumnya memadati bibir sumur langsung berhamburan menyingkir. 

Meski demikian, biawak ini tetap jinak dan kembali masuk sumur setelah diberi makan telur ayam mentah oleh tetua adat. Sebagian warga meyakini bahwa biawak tersebut merupakan penunggu sumur yang memang dianggap sakral oleh masyarakat setempat.

Setelah suasana kembali tenang, warga kembali melanjutkan ritual adu betis atau dikenal dengan Mallanca oleh warga setempat. Ritual Mallanca sejatinya merupakan inti dari keseluruhan pesta panen.

Dalam ritual Mallanca ini, para pria dewasa bergantian saling beradu betis diikuti oleh sorakan ratusan penonton. Meski terkesan penuh kekerasan, namun justru ritual ini menjadi ajang silaturrahmi dan wujud kegembiraan para petani atas keberhasilan panen.

"Sebenarnya inti dari pesta panen ini adalah itu Mallanca, sebab disinilah kunci ikatan persaudaraan para petani Cellu," ungkap Mastam Rico, salah seorang tokoh masyarakat setempat.

Editor : Glori K. Wadrianto













 

Share this:

 
Designed By OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates