DISAMPING KANAN INI.............
PLEASE USE ........ "TRANSLATE MACHINE" .. GOOGLE TRANSLATE BESIDE RIGHT THIS
.......................
50
Ton Sampah Berserakan di Gunung Everest
50
Ton Sampah Berserakan di Gunung Everest
TEMPO.CO – Rab, 5 Mar 2014
TEMPO.CO, Nepal - Sekitar 50 ton sampah berserakan di jalur
pendakian hingga puncak Gunung Everest. Menurut Pemerintah Nepal, tumpukan
limbah itu merupakan benda-benda yang ditinggalkan pendaki selama enam dekade
terakhir. Termasuk botol oksigen kosong, tenda robek, wadah makanan, atau tubuh
pendaki yang meninggal di gunung.
Setiap tahunnya, ratusan pendaki menaiki Gunung Everest. Sebagian besar dari mereka dikawal oleh pemandu yang kurang berpengalaman. Akibatnya banyak dari pendaki yang membuang sampah di sepanjang pendakian, agar bisa menghemat energi untuk sampai ke puncak dan kembali ke base camp dalam keadaan hidup. Sampah yang terus ditinggalkan itu kian meningkat, hingga beberapa pendaki menyebut Gunung Everest sebagai tempat pembuangan sampah tertinggi di dunia.
Pada 2010, sebuah tim khusus pendaki membawa turun dua ton sampah dari ketinggian 24 ribu kaki atau tujuh kilometer. Sementara tahun lalu, sejumlah pendaki mengumpulkan dan membawa turun empat ton sampah. Di tahun ini, Asosiasi Mountaineering dan mantan pendaki khawatir bila jumlah sampah yang bisa dibawa turun dari puncak Everest akan sangat sedikit. Sebab suhu sangat dingin.
"Mulai sekarang, satu pendaki wajib membawa turun delapan kilogram sampah, tidak termasuk botol oksigen kosong mereka sendiri dan kotoran manusia," kata Sekretaris Kementerian Pariwisata Nepal, Madhusudhan Burlakoti. (Lihat juga: Wanita Ini Menyelamatkan Tiga Pendaki dari Amukan Sherpa).
Setiap pendaki, akan menjalani pemeriksaan di base camp, berapa jumlah sampah yang diangkutnya. Bila ia gagal membawa turun delapan kilogram sampah, Pemerintah Nepal bakal melarangnya mendaki Everest pada tahun berikutnya. "Kami tidak akan berkompromi dengan hal itu," kata Burlakoti. "Bila lalai, hukuman serius akan datang."
NEW YORK TIMES | GUARDIAN | TIME | CORNILA DESYANA