DISAMPING KANAN INI.............
PLEASE USE ........ "TRANSLATE MACHINE" .. GOOGLE TRANSLATE BESIDE RIGHT THIS
...................
Menebar
Sejuta Bibit Mangrove di Situs Belajar Kurricaddi
Menebar
Sejuta Bibit Mangrove di Situs Belajar Kurricaddi
Lahan itu, bekas tambak yang dibuka dengan mengkonversi mangrove. Bibit ini diharapkan bisa beradaptasi dan menemukan lokasi layak sesuai zonasi tumbuh. Jenis-jenis mangrove yang ditanam ini diidentifikasi pernah tumbuh di kawasan ini tetapi hilang atau berkurang seiring konversi lahan.
Situs Belajar Kurricaddi ini mungkin satu-satunya situs belajar mangrove dengan metode ecological mangrove restoration (EMR), belum banyak diterapkan.
Yusran Nurdin Massa, Senior Project MAP Indonesia, kepada Mongabay mengatakan, ada banyak situs belajar mangrove, berupa mangrove center dengan kegiatan sebatas penanaman. Dengan cara itu, keberhasilan rehabilitasi mangrove di Indonesia dan Asia Pasifik dinilai sangat rendah.
“Salah satu hasil penelitian Roy Robin Lewis, praktisi mangrove dunia dari MAP menunjukkan, 90 persen proyek restorasi mangrove tak mencapai tujuan restorasi,” katanya.
Di Kurricaddi, katanya, memakai metode EMR, pola restorasi konvensional, yang menekankan pada perbaikan ekologi kawasan konservasi, hingga cocok bagi pertumbuhan mangrove. “Dalam pembuatan kawasan belajar ini dilakukan pembongkaran lahan menggunakan eskavator. Lahan-lahan tambak dibongkar, dikembalikan ke kondisi awal.”
Dengan metode EMR ini, bibit-bibit ini dibiarkan tumbuh alami di sekitar kawasan. “Tiga tahun ke depan kita evaluasi. Indikator kesuksesan jika ada minimal 1.250 bibit tumbuh per hektar,” kata Yusran.
Bibit-bibit ini dikumpulkan dari berbagai daerah. Selain dari sekitar Dusun Kurricaddi, juga Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. “Kami menanam empat varietas mangrove yang berdasarkan hasil riset banyak ditemukan di kawasan ini di masa lalu, antara lain Ceriops sp, Bruguiera sp, Avicennia sp dan Aegiceras sp.”
Selama masa tiga tahun ini akan dilakukan monitoring setiap enam bulan, dengan melibatkan peneliti dari Pokja Situs Belajar Kurricaddi dan Universitas Muhammadiyah (UNISMUH) Makassar.
Situs belajar ini di bawah pengelolaan UNISMUH. Abdul Malik, Penanggungjawab Pengelolaan Tambak UNISMUH, mengatakan, mahasiswa dari beberapa jenjang pendidikan di universitas itu memiliki media riset dan penelitian. Bahkan, bisa mendorong banyak peneliti dan akademisi lain saling berbagi pengetahuan serta hasil riset terkait mangrove dan tambak.
Ratna Fadillah, Project Director MAP Indonesia berharap, pengembalian ekosistem dan komunitas mangrove bisa didorong melalui situs belajar ini. “Sekaligus menjadi laboratorium alam ketika belajar mangrove dan tambak.”