DISAMPING KANAN INI.............
PLEASE USE ........ "TRANSLATE MACHINE" .. GOOGLE TRANSLATE BESIDE RIGHT THIS
.................
T-REC -TUGUMUDA REPTILES COMMUNITY-INDONESIA
More info :
minat gabung : ( menerima keanggotaan seluruh kota dan daerah di Indonesia )
08995557626
..................................
KSE – KOMUNITAS SATWA EKSOTIK – EXOTIC PETS COMMUNITY-- INDONESIA
Visit Our Community and Joint W/ Us....Welcome All Over The World
KSE = KOMUNITAS SATWA EKSOTIK
MENGATASI KENDALA MINAT DAN JARAK
KAMI ADA DI TIAP KOTA DI INDONESIA
MENGATASI KENDALA MINAT DAN JARAK
KAMI ADA DI TIAP KOTA DI INDONESIA
DETAIL TENTANG KSE-----KLIK : www.komunitassatwaeksotik-pendaftaran.blogspot.com
GABUNG......... ( menerima keanggotaan seluruh kota dan daerah di Indonesia )
HUBUNGI : 089617123865
.........................
Python snake Suffer.Why?
Youth and
PT Doge-Doge palm security companies looking , carry wood
and burlap rice. They
ran in the palm groves in conflict with indigenous peoples. They pursue the larger a snake.....
Kala ‘Rumah’ Jadi Kebun Sawit, Ular Sawah Bebekpun
Menderita. Mengapa?
October 17, 2014 Ayat S Karokaro, Medan
“Itu
ularnya. Tangkap, pukul kepalanya tapi jangan rusak badan ya. Awas mbelit, ini
ngelawan.” Suara riuh ini dari Desa Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan,
Sumatera Utara, Minggu (12/10/14).
Tampak
pemuda dan sekuriti perusahaan sawit PT Doge-Doge, membawa kayu dan goni beras.
Mereka berlari di kebun sawit yang berkonflik dengan masyarakat adat. Mereka mengejar seekor ular lumayan besar.
“Dapat,
awas digigit ya. Wah ular sawah bebek. Mantab ini, mahal, ” teriak Ardian,
mengeluarkan sebilah pisau. Ular belang kekuning-kuningan ini pasrah.
Dia memukul
kepala, membelah, menguliti dan memotong-motong ular itu. Nasib ular berakhir
tragis.
Mengapa
ular ini diburu dan dibunuh? Untuk apakah empedu dan dagingnya? Saya
mewawancarai masyarakat adat Mandoge, Surianto Bangun. Pria 42 tahun ini
mengatakan, perburuan ular berlangsung setahun terakhir oleh perusahaan sawit.
Para pekerja kebun yang mengambil buah sawit dan memberikan pupuk, acap kali
digigit ular. Terbanyak ditemukan ular sawah bebek.
Ular ini,
biasa hidup ditempat lembab, terutama persawahan. Sebelum beralih fungsi
menjadi lahan sawit, area itu sempat
menjadi andalan Pemerintah Asahan menyediakan padi organik. Lahan seluas 350
hektar itu, kawasan hutan masyarakat adat dengan berbagai suku. Mereka hidup
rukun turun temurun. Duapuluh tahun lalu, kata Surianto, desa mereka sejuk.
Padi menguning menjadi pemandangan indah. Sekarang, sejauh mata memandang,
hanya kebun sawit.
Yang dia
ketahui saja, lebih 49 ular sawah bebek, ditangkap dan diburu perusahaan..
Empedu ular diambil, konon sebagai obat kuat pria, memperlancar peredaran
darah. Harga cukup mahal Rp148.000-Rp150.000 untuk satu empedu ular sawah
bebek. Itulah mengapa ular ini menjadi buruan. Versi pesuruh perusahaan, selain
menjadi ancaman bagi pekerja, siapa yang memburu bisa mendapatkan uang.
Daging ular
juga dijual untuk konsumsi. salah satu jadi sate. Sate ular ini dijual di Jalan
Asia, Medan. Pembeli kebanyakan China, India, dan Australia. Informasi ini
Surianto dapat dari penampung yang membeli daging ular.
Mereka
tidak bisa berbuat banyak. Sebab melarang perburuan ular, sama saja “bunuh
diri” karena dianggap melawan perusahaan yang merebut hutan adat mereka.
Upaya
penyelamatan oleh masyarakat adat
Apakah
Surianto Bangun diam? Ternyata tidak. Pria
ini mempunyai trik sendiri menyelamatkan ular sawah bebek, dari buruan
perusahaan.
Bersama
delapan pemuda dan orang tokoh adat Mandoge, ular sawah juga mereka “buru.”
Bukan dibunuh. Ular-ular itu mereka tangkap lalu dimasukkan ke tempat, dan
dibawa ke Siantar-Simalungun. Disana, ada hutan register, masih banyak
persawahan dan sungai. Itulah rumah baru para ular-ular ini melanjutkan hidup.
Ular sawah
bebek ini, sangat sulit ditemukan. Bagi mereka, spesies melata ini tidak sampai
200 ekor. Sebab, diburu dan dibunuh. Itulah mengapa Surianto cs tergerak
menyelamatkan satwa melata ini.
“Jarak dari
desa kami gak sampai dua jam. Kita patungan Rp5.000 seorang buat ongkos minyak
sepeda motor anak-anak muda ini, ” kata Surianto.
“Cuma ini
yang bisa kami lakukan. Kata orang tua kami dulu, kalau kita bersahabat dengan
alam dan makhluk hidup lain, akan datang kesejahteraan.”