Manfaat Sedekah
Pada dasarnya
ada tiga pihak yang mendapatkan manfaat dari sedekah. Pertama, orang yang
mengeluarkan sedekah. Kedua, orang yang mendapatkan sedekah. Ketiga, masyarakat
yang ada di sekitar orang yang bersedekah. Marilah kita teliti manfaat sedekah
tersebut dari tiga sudut pandang.
Manfaat Sedekah Bagi
Orang Yang Mengeluarkannya
Sebenarnya
manfaat terbesar dari amal sedekah itu bukan orang yang menerimanya, tetapi
justru orang yang mengeluarkannya. Orang yang mengeluarkan sedekah mendapatkan
banyak manfaat dari sedekahnya. Di antara manfaat sedekah bagi pelakunya adalah
sebagai berikut.
1. Sebagai
Kesempurnaan Iman dan Islam
Islam adalah
agama yang rahmatan lil ‘alamin yang
artinya sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Karena itu, Islam bukan hanya
mengajarkan bagaimana seorang muslim itu berhubungan dengan Tuhannya. Akan
tetapi, islam juga mengajarkan bagaimana berhubungan baik dengan keluarganya,
tetangganya, dan masyarakatnya.
Rasa empati
sosial dalam ajaran agama Islam bukan hanya dalam wacana-wacana kosong yang
tanpa aplikasi. Akan tetapi, rasa empati sosial dalam Islam diwujudkan dengan
tindakan-tindakan nyata, bukan sekedar pengakuan. Oleh karena itu, orang yang
mengaku bertakwa ditantang oleh Allah untuk melakukan perbuatan sebagai bukti
keimanan, keislaman, dan ketakwaannya. Jika perbuatan yang diperintahkan
tersebut bisa dijalankan dengan baik, maka ia memang pantas disebut mukmin,
muslim, dan muttaqin. Dalam Al-quran Allah berfirman:
Kitab (Al-Quran) tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang
ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka. (QS. Al-Baqarah: 2-3).
Dalam ayat di
atas disebutkan bahwa menafkahkan rejeki adalah termasuk tanda-tanda ketakwaan.
Dalam ayat di atas disebutkan menafkahkan sebagian rejeki adalah memberikan
sebagian dari harta yang telah direzekikan oleh Tuhan kepada orang-orang fakir,
orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain.
Penjelasan
bahwa menafkahkan rejeki termasuk dari ciri-ciri orang yang bertakwa juga
dijelaskan oleh Allah di dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 133-134.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.
Dalam ayat di
atas menginfakkan harta, yang salah satunya adalah dengan sedekah, adalah ciri
pertama orang yang bertakwa. Allah memerintahkan meninfakkan harta bukan saja
dalam keadaan senang akan tetapi juga dalam keadaan susah.
Untuk bisa
menginfakkan harta dalam segala keadaan dan suasana memang bukanlah sesuatu
yang mudah. Ada orang yang di saat merasa senang, lega hatinya, dan tentram
jiwanya tidak merasa berat untuk menginfakkan hartanya. Apalagi jika ia baru
mendapat rejeki yang tidak diduga-duga. Memberikan sebagian hartanya bukanlah
sesuatu yang berat. Namun ada pula orang yang merasa ringan untuk bersedekah
dalam keadaan sulit. Atau mungkin malah saat nyawa baru sekarat ia baru ingat
sedekah. Sementara ketika dalam keadaan sehat ia berat untuk memberikan
sebagian hartanya kepada orang-orang yang membutuhkan.
Allah
memerintahkan kita untuk menginfakkan sebagian rejeki bukan saja di saat dalam
keadaan senang namun juga dalam keadaan susah. Masing-masing ada keutamaanya.
Orang yang bersedekah saat dirinya dalam keadaan sehat dan mendambakan kekayaan
akan memperoleh pahala yang agung. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah disebutkan,
Ada seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sedekah seperti apakah yang
pahalanya paling agung?” Beliau menjawab, “Kamu bersedekah pada saat kamu
merasa sehat, merasa sayang kepada harta, takut menjadi fakir, dan mendambakan
kekayaan. Janganlah kamu menunda sedekah hingga nyawamu sampai di tenggorokan.
Lalu kamu berkata, “Untuk si A sekian, untuk si B sekian, dan untuk si C
sekian.”
Sabda
Rasulullah di atas mengindikasikan betapa cerdasnya beliau. Beliau mengetahui
bahwa saat orang dalam keadaan sehat dan memiliki harta maka ia akan merasa kurang
terhadap hartanya tersebut. Meskipun ditangannya ada kekayaan namun hati dan
jiwanya masih sangat haus harta dan menginginkan tambahan yang jauh lebih
banyak. Orang yang dalam keadaan untuk mengeluarkan sedekah merasa berat. Ia
merasa bahwa masih banyak kebutuhan-kebutuhan ekonominya yang harus dicukupi
sehingga hal itu akan menjadi penghambat utama saat ia ingin bersedekah.
Bersedekah
dalam keadaan sangat membutuhkan, terutama pada saat pecekik juga sangat
dianjurkan. Di dalam surat Al-Balad Allah berfirman:
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua
jalan, tetapi Dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu,
apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari
perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang
ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir.
(Al-Balad: 10-16).
Dalam ayat di
atas dijelaskan bahwa memberikan makanan bagi anak yatim dan fakir miskin saat
musim pacekik disamakan dengan ‘aqabah’.
Aqabah adalah jalan yang berliku-liku, licin, dan sukar didaki yang ada di
gunung. Artinya bisa memberikan sesuatu di saat diri sendiri sangat membutuhkan
adalah sangat sulit. Oleh karena itu Allah menyebut mereka sebagai golongan
kanan atau golongan yang berbuat kebajikan.
Salah satu
rukun Islam adalah membayar zakat. Zakat adalah bagian dari sedekah. Para ulama
menamakan zakat sebagai sedekah wajib. Orang yang memiliki kelebihan harta
tetapi enggan membayar zakat diancam oleh Allah dengan siksa yang pedih.
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan
perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukan kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan
emas perak itu dalam neraka jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung
dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang
kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa
yang kamu simpan itu.” (QS At-Taubah: 34-35).
Begitulah
pedihnya azab yang harus diterima oleh orang yang enggan mengeluarkan zakat.
Dan jika untuk mengeluarkan zakat. Dan jika untuk mengeluarkan zakat yang
hukumnya wajib saja orang sudah enggan apalagi untuk mengeluarkan sedekah
sunah.
2. Tanda
Husnu Zhan kepada Allah
Setiap manusia
memiliki kecenderung menyukai harta benda. Kecenderungan tersebut
mendorongkannya untuk mencari apa yang belum dimiliki dan mempertahankan apa
yang sudah ada ditangan. Bahkan kadang manusia melampaui batas sehingga ia
mengganggap rejeki yang dimilikinya bukan berasal dari Allah namun dari kerja
kerasnya.
Orang yang mau
mengeluarkan sebagian rejekinya untuk disedekahkan kepada orang lain berarti di
dalam dirinya ada husnu zhan (berbaik
sangka) kepada Allah. Ada keyakinan di dalam dirinya bahwa Allah akan mengganti
sedekah yang dikeluarkannya tersebut dengan sesuatu yang lebih baik. Berbeda
dengan orang pelit yang menganggap pintu
rejeki itu hanya kerja keras dan kikir kepada orang lain. Ia tidak yakin jika
ia mengeluarkan sedekah niscaya Allah akan menggantinya yang lebih baik. Dalam
sebuah hadist qudsi disebutkan bahwa Allah berfirman, “Aku menurut persangkaan
hamba-Ku kepada-Ku.” Apabila orang mau berbaik sangka kepada Allah, maka Allah
akan memberikan kebaikan kepadanya. Dan jika orang berburuk sangka kepada Allah,
prasangka itu akan kembali kepadanya.
Karena sedekah
bisa menjadi bukti seorang hamba berbaik sangka kepada Allah, maka tidak
mengherankan jika Allah juga akan memberikan apa yang lebih baik daripada apa
yang disangkanya sehingga sedekah itu tidak akan membuat hartanya berkurang
namun justru akan membuat hartanya bertambah. “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.”
3. Mensyukuri
Nikmat Allah
Harta adalah
salah satu nikmat yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Dan Allah tidak
membagi harta kepada semua manusia dengan bagian sama. Ada orang yang
mendapatkan bagian yang banyak dan ada yang mendapatkan bagian yang sedikit.
Semua itu semata-mata hanya untuk menguji manusia apakah jika ia diberi harta
yang banyak akan bersyukur ataukah tidak. Dan apakah jika ia diberi harta
sedikit apakah akan bersabar ataukah tidak.
Syukur atau
yang dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan terima kasih itu tidak
semata-mata diucapkan dengan lisan. Akan tetapi harus disertai keyakinan dan
perbuatan nyata. Orang yang mengaku bersyukur namun tidak bisa menggunakan
nikmat di jalan Allah berarti dia belum bersungguh-sungguh dalam syukur
nikmatnya namun hanya pemanis kata belaka.
Allah menjamin
bagi orang yang mensyukuri nikmat Allah akan diberikan tambahan nikmat. Dan
orang yang tidak mensyukuri nikmat Allah, maka ia akan mendapatkan azab yang
pedih sebagaimana firman Allah:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku). Maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7).
Ayat di atas
menjadi jaminan bahwa orang yang mensyukuri nikmat Allah akan mendapatkan
tambahan nikmat tersebut. Tambahan itu bisa berupa nikmat materi ataupun nikmat
non materi. Nikmat materi bisa dengan hartanya semakin bertambah, proyeknya
lancar, dan sebagainya. Sedangkan tambahan yang bersifat non-materi misalnya
hartanya bertambah berkah, hatinya tentram walaupun sedikit hartanya, urusannya
dimudahkan oleh Allah, dan sebagainya.
4. Sebab
Memperoleh Cinta Allah Dan Cinta Sesama Manusia
Orang dermawan
dicintai dekat kepada Allah, dekat kepada manusia, dekat kepada surga, dan jauh
dari neraka. Orang yang pelit jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari
surga, dan dekat kepada neraka.
Perintah Allah
kepada kita untuk bersedekah sudah sangat jelas, baik yang disebutkan dalam
Al-Quran maupun hadist qudsi. Pada hakikatnya orang yang bersedekah menjadi
wakil Allah dalam mengasihi hamba-hamba-Nya. Keutamaan-keutamaan dan
pahala-pahala sedekah sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadist. Karena itu,
salah satu langkah jitu untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang Allah adalah
dengan cara mengasih sesama manusia. Dan salah satu cara mengasihi sesama
manusia adalah dengan bersedekah kepada mereka.
Dikisahkan ada
seorang sufi yang bermimpi melihat catatan orang-orang yang mencintai Allah.
Namun, sayang ternyata ia tidak mendapatkan namanya tercantum di sana.
Kenyataan pahit itu tidak membuatnya putus asa. Ia berkata, “Mungkin untuk
disebut sebagai orang yang mencintai Allah aku belum pantas. Karena itu, lebih
baik aku mencintai sesama manusia saja.” Pada malam yang lain ia kembali
bermimpi bisa melihat catatan orang-orang yang mencintai sesama manusia saja.”
Pada malam yang lain ia kembali bermimpi bisa melihat catatan orang-orang yang
mencintai Allah. Anehnya, ternyata namanya ada barisan paling atas. Ternyata
perbuatan cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia bisa menjadikan sebab
seseorang dicintai oleh Allah. Pantaslah jika rasulullah bersabda, “Tidak termasuk golongan kami orang yang
tidak menghormati orang yang lebih tua dari kami dan tidak menyayangi orang
yang lebih muda daripada kami.”
Dalam hadits lain disebutkan, “Barang siapa tidak mengasihi maka ia
tidak akan dikasihi.” Dalam hadits lain disebutkan, “Kasihilah yang ada di atas bumi niscaya yang ada di atas langit akan
mengasihimu.”
Selain
kecintaan Allah, orang yang suka bersedekah akan mendapatkan kecintaan dari
sesama manusia. Sudah menjadi tabiat manusia untuk ingin diperhatikan,
dimengerti, dan dibantu. Sedekah adalah salah satu bentuk empati sosial. Orang
yang memiliki memberi apa yang dimilikinya kepada orang yang memerlukan. Tidak
disangsikan lagi, bahwa setiap orang yang diberi suatu kenikmatan pasti ia akan
merasa senang dengan pemberinya. Dengan kita rajin melakukan sedekah, Insya
Allah akan menjaga lahir batin kita.
5. Mensucikan
Jiwa
Cinta dunia
adalah kotoran yang menempel dalam jiwa manusia. Salah satu bentuk cinta dunia
adalah mencintai harta yang berlebihan. Dalam surat Al Fajr ayat 20 Allah sudah
menyindir kita dan kamu mencintai harta
benda dengan kecintaan yang berlebihan. Dalam ayat yang lain Allah
berfirman, Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan
harta sebanyak-banyaknya. (QS Al Humazah: 1-2). Allah juga berfirman, Bermegah-megahan melalaikan kamu, hingga
kamu masuk ke liang kubur. (QS At Takasur: 1:2).
Sifat bakhil
adalah kotoran yang menodai jiwa. Dan kotoran itu harus disucikan. Cara
mensucikannya adalah menanam sifat pemurah dengan cara senang bersedekah. Insya
Allah dengan rajin sedekah kotoran yang berupa sifat kikir tersebut akan
hilang. Dan jika hati dan jiwa sudah bersih, maka kita akan merasa mendapat
kelapangan dan kemudahan untuk beribadah kepada Allah.
6. Membawa
Berkah dan Menyuburkan Harta
Sedekah bisa
membawa berkah bagi harta orang yang melakukannya. Lalu apa sebenarnya yang
dimaksud berkah itu dan apa gunanya? Kata berkah memang sulit dicari padanannya
di dalam bahasa Indonesia. Kata yang maknanya dekat dengan berkah adalah
manfaat. Orang yang rajin bersedekah hartanya akan penuh berkah, artinya harta
itu memberi manfaat bagi kehidupan duni dan akhiratnya.
Harta yang
memberikan berkah akan membawa ketenangan dan ketentraman dalam hati pemiliknya.
Harta yang membawa berkah akan membuat pemiliknya rajin untuk beribadah.
Sebaliknya, harta yang kosong dari berkah akan menganggu ketentraman pemiliknya
dan membuat pemiliknya enggan beribadah.
Sebagai
perumpamaan, sebuah sepeda motor yang berkah membawa keselamatan bagi
pengemudinya dan motor itu akan selalu digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat
dan membuat Allah ridha. Sebaliknya, harta yang tidak berkah tidak akan membawa
manfaat bagi pemiliknya atau justru mengantarkan pemiliknya atau justru mengantarkan
pemiliknya pada kebinasaan. Harta yang tidak berkah juga cenderung untuk
digunakan untuk bermaksiat, bukan untuk beribadah.
Selain membawa
berkah, sedekah bisa menyuburkan harta seseorang. Ini sesuai dengan janji Allah
dalam Al-Qur’an,
Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan
sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan
selalu berbuat dosa. (QS Al-Baqarah: 276).
Dalam ayat
lain Allah berfirman,
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh)
orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. (QS. Al Baqarah: 261).
Ada banyak
orang yang sudah mengalami kejadian luar biasa karena sedekahnya. Insya Allah
akan dikemukakan pada pembahasan yang lain.
7. Menutup
Aib
Setiap orang
memiliki peluang untuk berbuat salah. Hanya Nabi dan Rasul saja yang memiliki
sifat ma’shum (dijaga dari segala dosa). Dan sedekah bisa menutup aib orang
yang melakukannya. Dalam sebuah syairnya Imam Syafii berkata,
Jika engkau memiliki aib di antara manusia
Dan kau ingin aib itu tertutupi
Maka tutuplah aib itu dengan sedekah
Sebab tidak ada orang yang bersedekah dicela
Imam Syafii
bukan hanya seorang penyair yang bisa melantunkan bait-bait syair yang indah
namun beliau juga pelaku dari apa yang dilakukannya. Ketika beliau diberi uang
seribu dirham oleh Khalifah Harun Ar Rasyid, beliau membagi-baginya kepada
fakir miskin tanpa sisa. Dan beliau tidak pernah diminta oleh seseorang
melainkan beliau berikan apa yang diminta orang tersebut.
Sedekah bukan
hanya menutup aib di dunia namun juga bisa menutup aib manusia di akhirat.
Betapa banyak orang yang diselamatkan dari api neraka karena sedekah yang
dilakukannya. Bahkan seandainya besok terjadi kiamat, dan kita memiliki sebutir
kurma untuk disedekahkan, maka kita harus menyedekahkan kurma tersebut.
8. Mendatangkan
Pertolongan Allah
Nasib manusia
bisa berubah sewaktu-waktu. Kadang kala sehat dan kadang kala sakit. Kadang
bahagia dan kadang sengsara, kadang sakit dan kadang sehat. Bagitulah permainan
hidup yang kita jalani sejak kita lahir hingga meninggal dunia.
Sedekah bisa
menjadi sebab Allah mendatangkan pertolongan kepada kita. Ada orang miskin yang
dalam kemiskinannya bersedekah dan sebab sedekahnya itu Allah mengaruniai harta
yang melimpah. Ada seorang yang sakit parah hingga dokter menyerah namun karena
si sakit rajin bersedekah maka penyakitnya menjadi sembuh. Ia kembali menjadi
sehat walfiat.
9. Mendapatkan
Naungan dari Allah
Saat hari
kiamat datang manusia dalam keadaan bingung. Udara sangat panas seakan-akan
matahari bisa digapai dengan tangan. Peristiwa seperti ini sudah digambarkan
oleh Baginda Rasul lebih dari empat belas abad yang lalu. Dan pada zaman ini
kita sudah bisa merasakan kebenarnya. Bumi yang semakin lama semakin panas,
lapisan ozon semakin tipis dan bahkan sekarang kita terancam oleh global warming (pemanasan global). Semua
itu mengindikasikan kebenaran sabda-sabda Rasulullah tentang zaman akhir.
Saat manusia
dalam kekalutan yang luar biasa dan tidak ada naungan yang bisa diharapkan
selain naungan Allah itulah orang yang rajin bersedekah bisa bergembira. Sebab
Bagida Rasulullah sudah bersabda, Ada
tujuh golongan yang kelak mendapatkan naungan dari Allah pada hari tidak ada
naungan selain naungan-Nya. Salah satunya adalah seorang pemuda yang bersedekah
dengan tangannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan
dengan tangan kanannya.
Jadi Allah
menjamin orang yang mau bersedekah sirri (yaitu sedekah yang tidak diketahui
oleh orang lain) untuk diberi naungan pada hari kiamat. Saat itu sudah tidak
ada naungan selain naungan Allah.
Manfaat Sedekah Bagi Orang yang Menerima
Tidak diragukan lagi pasti orang
yang menerima sedekah akan merasakan manfaat dari sedekah yang diterimanya.
Manfaat itu bisa bersifat manfaat lahir dan bisa berupa manfaat batin,
1. Manfaat
Lahir
Secara lahir
orang yang menerima sedekah akan dicukupkan kebutuhannya dan diringankan beban
kesulitan hidupnya. Perut yang tadinya merasa lapar bisa menjadi kenyang karena
ada orang yang memberinya sedekah. Biaya sekolah yang berat dan tidak
terbayarkan bisa menjadi ringan karena ada orang yang mengulurkan tangan
memberi sedekah.
Sedekah yang
bisa dimanfaatkan dengan produktif bisa mengurangi pengangguran. Betapa banyak
orang yang menganggur karena PHK bisa berwiraswasta karena uluran tangan orang
yang memberikan sedekah. Bahkan bukan saja bisa mencukupi dirinya sendiri
tetapi juga menolong orang lain.
2. Manfaat
Batin
Selain manfaat lahir, orang yang
mendapatkan sedekah juga mendapatkan manfaat batin. Ia akan merasa terbantu.
Akan tumbuh dalam dirinya betapa orang lain memperhatikan dan membantu dirinya.
Sedekah yang ia terima bisa menjadi bukti bahwa ia tidak menghadapi segala
persoalan ini sendirian. Namun masih banyak saudaranya yang mau berbagi beban
derita. Dorongan psikologis ini sangat diperlukan bagi setiap orang.
Manfaat Sedekah Bagi Sosial Masyarakat
Selain orang yang mengeluarkan
sedekah dan orang yang mendapatkan sedekah, masyarakat pun akan mendapatkan
manfaat yang besar jika sedekah ini tumbuh subur di masyarakat. Di antara
manfaat-manfaat tersebut sebagai berikut.
1. Terciptanya
Lapangan Kerja
Di masyarakat
kita sebenarnya banyak orang yang produktif. Yang menjadi kendala mereka
hanyalah permodalan. Untuk menurunkan pinjaman dari Bank kadang ada banyak
persyaratan administrasi yang sulit dipenuhi. Misalnya, angunan berupa
sertifikat tanah atau BPKB motor. Belum lagi bunga bank yang tidak akan pernah
kompromi dengan untung laba usaha nasabahnya.
Problem-problem
permodalan seperti itu sebenarnya bisa teratasi jika kesadaran orang untuk
bersedekah itu tinggi. Andaikata para jutawan dan milyarder di negeri ini mau
konsisten menyedekahkan hartanya bagi orang yang membutuhkan, niscaya
pengangguran bisa dikurangi. Bagi seorang milyarder uang sebanyak satu sampai
lima juta amatlah sedikit. Namun bagi orang yang ketrampilan dan terbentur
modal, tentu uang sebesar itu akan sangat membantu. Kalau pada akhirnya orang
yang dibantu tersebut sukses dalam usahanya hingga memiliki banyak karyawan
bukankah akan tercipta banyak lapangan kerja?
Dalam sebuah
seminar Bu Pamella pernah menceritakan ketika bisnis keluarganya bangkrut dan
jatuh miskin, ada orang yang mau mengulurkan zakat kepada mereka. Dari zakat
itu, kemudian dikelola menjadi sebuah toko kelontong kecil yang akhirnya
menjadi sebuah swalayan, yang bernama Flora. Pada perkembangan bisnis
selanjutnya beliau mendirikan Pamella. Hingga saat ini sudah ada tujuh Pamella
swalayan. Tentu ini bisa menjadi bukti nyata betapa sedekah bisa menciptakan
lapangan kerja, mengurangi pengangguran, dan mengentaskan kemiskinan.
2. Mengurangi
Angka Kriminal
Salah satu
sebab seseorang melakukan perbuatan-perbuatan kriminal adalah karena
kemiskinan. Karena perut lapar dan tidak ada yang dimakan, maka orang melakukan
perbuatan jahat seperti mencuri, merampok, dan sebagainya. Mungkin perbuatan-perbuatan
seperti itu pada awalnya hanya sekedar untuk mengganjal perut. Namun lambat
laun bisa menjadi profesi yang sulit untuk ditinggalkan.
Jika banyak
orang yang rajin menyedekahkan hartanya dan sedekah tersebut bisa terdistribusi
dengan baik dan benar, insya Allah kemiskinan bisa dientaskan secara bertahap.
Jika kemiskinan bisa dientaskan harapannya tingkat kejahatan yang disebabkan
kemiskinan bisa diatasi. Jika tingkat kejahatan bisa diminimalisir maka yang
mendapatkan keuntungan adalah masyarakat itu sendiri. Insya Allah di sebuah
masyarakat yang penduduknya rajin bersedekah akan kecil angka kriminalnya. Dan
di sebuah masyarakat yang penduduknya bakhil maka akan tinggi angka
kriminalnya.
3. Memperkuat
Tali Ikatan Keluarga dan Masyarakat.
Kaya dan
miskin adalah sunatullah yang tidak bisa diubah lagi. Perbedaan itu diciptakan
oleh Allah untuk menguji apakah orang kaya mau bersyukur dan orang miskin mau
bersabar ataukah tidak.
Apabila
ternyata dalam suatu masyarakat orang yang kaya mau mensyukuri nikmat yang
salah satunya adalah dengan bersedekah, niscaya akan tercipta hubungan harmonis
dalam masyarakat tersebut. Dalam kitab Durratun
Nashihin disebutkan bahwa tegaknya dunia itu disebutkan karena empat hal.
Pertama, ilmu para ulama. Kedua, keadilan para umara (pemimpin). Ketiga,
kedermawanan orang-orang kaya. Keempat, kesabaran orang-orang miskin. Apabila
keempat hal ini bisa terealisasi insya Allah akan tercipta keamanan dan
ketentraman dalam masyarakat tersebut. Tidak akan terjadi kecemburuan sosial
menyebabkan rasa iri dan dengki.
Sebenarnya
adanya perasaan iri dan dengki itu disebabkan karena tidak adanya tali ikatan
yang kuat. Orang yang miskin tidak akan iri kepada orang kaya apabila orang
kaya tersebut mau berbagi suka kepadanya. Kecemburuan sosial tidak pernah
muncul jika antara si kaya dan si miskin mau saling mengenal, memahami, dan
saling membantu. Dengan demikian nyatalah bahwa sedekah bisa memperkuat tali
hubungan dalam masyarakat.
Sumber