Terkena Koyo, Ribuan Ikan Mati
T-REC semarang-komunitas-reptil-semarang-Terkena-Koyo-Ribuan-Ikan-Mati
Terkena Koyo, Ribuan Ikan Mati
TEMPO.CO, Lumajang - Fenomena alam berupa "koyo"
menyebabkan puluhan ribu ikan di Danau Ranu Klakah, Desa Tegal Randu, Kecamatan
Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mabuk. Fenomena alam setiap tahun ini
dilaporkan terjadi sejak 2011 dinihari tadi sekitar pukul 01.00 WIB. Fenomena
ini ditandai dengan munculnya ribuan ikan di permukaan danau dalam keadaan
mabuk seperti habis diracun. Sebagian besar ikan yang tidak tahan dengan
kondisi ini kemudian mati.
Sunarwi, warga Desa Tegal Randu, mengatakan fenomena alam berupa koyo ini terjadi sejak dini hari tadi. "Banyak ikan yang mengambang di permukaan dalam keadaan mabuk seperti terkena racun. Banyak di antaranya mati," kata Sunarwi, pedagang ikan kagetan di Danau Ranu Klakah, Jumat 17 Juni 2011.
Koyo ini menyerang Danau Ranu Klakah yang berada di lereng Gunung Lemongan. Ratusan ikan yang ada di keramba ikan di Ranu Klakah ini juga banyak yang mati. Sebagian ikan yang mati tersebut adalah jenis ikan mujair dan nila. Sunarwi memperkirakan matinya ikan di Ranu Klakah ini diakibatkan kandungan belerang yang ada di dasar Ranu Klakah. "Air Ranu Klakah saat ini berbau belarang. Kalau tidak percaya, coba rasakan baunya," kata Sunarwi.
Secara detail, Sunarwi tidak bisa menjelaskan kenapa kandungan belerang ini naik ke permukaan danau dan meracuni ikan yang ada di danau ini. Dia menambahkan, koyo ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga beberapa hari mendatang. "Dulu terjadi hingga lima hari," katanya. Saat ini merupakan hari pertama Danau Ranu Klakah terserang koyo.
Sunarwi juga menambahkan kalau koyo ini juga dipicu oleh perubahan cuaca yang saat ini terjadi. Praktis, pemilik keramba ikan yang banyak dirugikan akibat fenomena alam ini. Pasalnya, ikan yang di keramba itu belum saatnya dipanen. Panen ikan mestinya baru akan berlangsung bulan puasa nanti.
Pantauan Tempo di Ranu Klakah, sejak pagi hari menjelang Subuh banyak pemilik keramba yang mengambili ikannya yang mabuk di keramba. Banyak warga sekitar yang menggunakan rakit dan menjaring ikan yang bermunculan di permukaan danau.
Sementara itu, Santo, petugas pos Pengamatan Gunung Api Gunung Lemongan di Gunung Meja, Desa Tegal Randu, mengatakan fenome koyo itu bukan berasal dari peningkatan aktivitas Gunung Lemongan. "Aktivitas Gunung Lemongan tetap aktif normal," katanya. Fenomena koyo itu sudah biasa terjadi pada saat pergantian cuaca.
Menurutnya, ikan mati karena lumpur halus yang ada di dasar Ranu Klakah naik sehingga oksigen menipis. "Ikan menjadi mabuk dan muncul di permukaan karena kurang oksigen," katanya.
DAVID PRIYASIDHARTA
Sunarwi, warga Desa Tegal Randu, mengatakan fenomena alam berupa koyo ini terjadi sejak dini hari tadi. "Banyak ikan yang mengambang di permukaan dalam keadaan mabuk seperti terkena racun. Banyak di antaranya mati," kata Sunarwi, pedagang ikan kagetan di Danau Ranu Klakah, Jumat 17 Juni 2011.
Koyo ini menyerang Danau Ranu Klakah yang berada di lereng Gunung Lemongan. Ratusan ikan yang ada di keramba ikan di Ranu Klakah ini juga banyak yang mati. Sebagian ikan yang mati tersebut adalah jenis ikan mujair dan nila. Sunarwi memperkirakan matinya ikan di Ranu Klakah ini diakibatkan kandungan belerang yang ada di dasar Ranu Klakah. "Air Ranu Klakah saat ini berbau belarang. Kalau tidak percaya, coba rasakan baunya," kata Sunarwi.
Secara detail, Sunarwi tidak bisa menjelaskan kenapa kandungan belerang ini naik ke permukaan danau dan meracuni ikan yang ada di danau ini. Dia menambahkan, koyo ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga beberapa hari mendatang. "Dulu terjadi hingga lima hari," katanya. Saat ini merupakan hari pertama Danau Ranu Klakah terserang koyo.
Sunarwi juga menambahkan kalau koyo ini juga dipicu oleh perubahan cuaca yang saat ini terjadi. Praktis, pemilik keramba ikan yang banyak dirugikan akibat fenomena alam ini. Pasalnya, ikan yang di keramba itu belum saatnya dipanen. Panen ikan mestinya baru akan berlangsung bulan puasa nanti.
Pantauan Tempo di Ranu Klakah, sejak pagi hari menjelang Subuh banyak pemilik keramba yang mengambili ikannya yang mabuk di keramba. Banyak warga sekitar yang menggunakan rakit dan menjaring ikan yang bermunculan di permukaan danau.
Sementara itu, Santo, petugas pos Pengamatan Gunung Api Gunung Lemongan di Gunung Meja, Desa Tegal Randu, mengatakan fenome koyo itu bukan berasal dari peningkatan aktivitas Gunung Lemongan. "Aktivitas Gunung Lemongan tetap aktif normal," katanya. Fenomena koyo itu sudah biasa terjadi pada saat pergantian cuaca.
Menurutnya, ikan mati karena lumpur halus yang ada di dasar Ranu Klakah naik sehingga oksigen menipis. "Ikan menjadi mabuk dan muncul di permukaan karena kurang oksigen," katanya.
DAVID PRIYASIDHARTA
Sumber