Top Menu

Melawi Kota Tua yang Patut Jadi Perhatian--T-REC semarang--komunitas reptil semarang

....SILAHKAN MENGGUNAKAN " MESIN TRANSLATE "..GOOGLE TRANSLATE 
DISAMPING KANAN INI.............



PLEASE USE ........ "TRANSLATE MACHINE" .. GOOGLE TRANSLATE BESIDE RIGHT THIS


.......................



Melawi Kota Tua yang Patut Jadi Perhatian




Melawi Kota Tua yang Patut Jadi Perhatian



TRIBUNnews.com –

TRIBUNNEWS.COM MELAWI -Penemuan benda-benda bersejarah di Kabupaten Melawi merupakan bukti, bahwa daerah tersebut merupakan kota tua yang patut menjadi perhatian. Baru-baru ini tim dari dinas pariwisata pemuda dan olahraga Melawi kembali menemukan benda bersejarah berupa kapal keruk.

Besi tua berkarat, berbentuk bulat memanjang ditemukan di dasar sungai Menukung oleh tim dari dinas pariwisata pemuda olahraga belum lama ini. Belakangan, besi tersebut diketahui sebagai bagian dari bangkai kapal keruk peninggalan Belanda.
Saat ini bangkai kapal keruk tersebut masih berada di dasar sungai Menukung. Rencananya dinas pariwisata akan mengangkat bangkai kapal tersebut ke pemurkaan, agar bisa dikelola oleh masyarakat sekitar menjadi tujuan wisata.
“Kalau pemerintah mendukung, rencananya akan kami angkat bangkai kapal tersebut ke permukaan, kemudian dikelola masyarakat sekitar dijadikan tujuan wisata, itu juga bisa menjadi PAD bagi masyarakat di sana,” kata Kasi kebudayaan dan kesenian, disporabudpar Melawi Paulus Dai Hajon Rabu (12/3/2014).

Paulus mengungkapkan, dari informasi masyarakat, kapal keruk adalah alat transportasi sungai peninggalan Belanda yang dipergunakan untuk mencari emas di sekitar sungai tersebut. Entah bagaimana ceritanya kapal itu kemudian karam dan bangkainya masih tertinggal sampai kini.
“Selain di Menukung, kita juga menemukan benda serupa di Desa Nanga Kayan Kecamatan nanga Pinoh, kemudian di Desa Nanga Kalan kecamatan Ella Hilir dan,  di Ella Hulu Kecamatan Menukung,” terangnya.

Meskipun belum semua peninggalan sejarah itu dikunjungi, namun banyak cerita dan informasi yang sudah diperoleh tim kebudayaan tersebut. Kata Dai Hajon, kapal keruk di Nanga Kalan sudah menjadi batu karena usianya yang sudah berabad-abad, kemudian yang di Nanga Kayan sudah berada di pinggir sungai.
Lebih lanjut Daihajon mengatakan, hasil penelusuran kapal keruk yang di Ella Hulu belum membuahkan hasil atau belum mendapatkan datanya, karena belum bertemu dengan juru sejarah dari kapal keruk peninggalan belanda itu.

Diceritakan Paulus. Pada tahun 2006 dirinya sudah pernah melihat  kapal keruk tersebut terangkat karna air sungai surut. . Bibir kapalnya berukuran kurang lebih 30 meter. Namun kedalamannya belum pernah dikethuinya.  Kondisi kapal itu terlihat sudah sangat tua, dan besi-besi yang ada dikapal tersebutpun, sudah dipotong-potong oleh orang-orang. (ali anshori)




 

  


Share this:

 
Designed By OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates