Top Menu

T-REC semarang-komunitas-reptil-semarang-Jumlah-Banteng-di-Taman-Nasional-Baluran- Menyusut





T-REC semarang-komunitas-reptil-semarang-Jumlah-Banteng-di-Taman-Nasional-Baluran- Menyusut


Jumlah Banteng di Taman Nasional Baluran Menyusut

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Kementerian Kehutanan, Adi Susmianto, menyatakan keberadaan banteng di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur, semakin mengkhawatirkan.

"Sekarang jumlah banteng di sana tinggal 34 ekor," kata Adi seusai peluncuran program Removing Barrier to Invasive Species Management in Protection and Production Forest in South East Asia-Indonesia di Kementerian Kehutanan, Kamis, 30 Agustus 2012.

Padahal, menurut Adi, sebelumnya ada ratusan banteng di taman nasional tersebut. Menipisnya angka banteng, salah satunya karena serangan acacia nilotica yang berasal dari India. Invasi tumbuhan tersebut bermula pada 1969 saat spesies itu ditanam di pinggir Taman Nasional Baluran. Saat ini, 50 persen atau sekitar 7.000 hektare area savana telah didominasi spesies tersebut. Ekosistem banteng ikut terancam.

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Provinsi Lampung, juga mengalami kondisi serupa. Tumbuhan merambat berinvasi sangat cepat. Merremia, nama tumbuhan rambat tersebut, kini telah menutupi 10 ribu hektare savana di area taman nasional. Akibatnya, semua satwa liar di Taman Nasional tersebut, seperti gajah, badak, dan harimau kini bergerak ke arah selatan. Bahkan, menurut Adi, ada kemungkinan satwa-satwa tersebut keluar dari Taman Nasional karena ekosistem terdesak spesies tumbuhan invasif.

Indonesia menerima dana hibah untuk mengelola spesies invasif. "Indonesia mendapat dana hibah senilai US$ 933.065 dari Global Environmental Facilities melalui United Nations Environment Programme," kata Adi. Selain dana hibah, kata Adi, Indonesia menyiapkan dana pendamping sebesar US$ 659.268.

Bukan hanya Indonesia yang menerima dana hibah tersebut. Tiga negara lain, yaitu Kamboja, Vietnam, dan Filipina, juga menerima dana tersebut. GEF menghibahkan total US$ 3,08 juta bagi empat negara, termasuk Indonesia, untuk pertengahan 2012 hingga pertengahan 2016.

MARIA YUNIAR


Sumber



 



Share this:

 
Designed By OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates