Top Menu

T-REC semarang-komunitas-reptil-semarang-Hindari- Merokok-saat-Berbuka-Puasa









T-REC semarang-komunitas-reptil-semarang-Hindari- Merokok-saat-Berbuka-Puasa




Hindari Merokok saat Berbuka Puasa

Sebagian perokok menantikan waktu berbuka puasa untuk melanjutkan kebiasaan buruk mereka yaitu merokok. Padahal merokok memiliki bahaya yang lebih besar jika dilakukan setelah berbuka puasa.

"Merokok saat berbuka puasa sangatlah berbahaya, karena kepulan asap rokok yang dihirup saat perut kosong dalam jangka waktu lama, dapat memicu gejala kontraksi kardiovaskular serius," kata dr ZulHilmiYaakob Bach,Med,Sci, MBBS (Aust), MMED(UM), dalam surat elektroniknya kepada Serambi, pekan lalu, seperti yang dilansir dari Yahoo!.

Dokter spesialis jantung di KPJ Tawakkal Specialist Hospital Kuala Lumpur, Malaysia, ini mengatakan jika setelah berpuasa seharian tubuh membutuhkan lebih banyak cairan, glukosa dan oksigen. Merokok bisa menimbulkan kontraksi pembuluh darah dan akan menghambat aliran oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga dapat menjadi pemicu serangan jantung.

Serangan jantung (infark miokardial) adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi pembatasan atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang menyebabkan otot jantung (miokardium) mati karena kekurangan oksigen.

Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu bagian dari jantung. Jika terputusnya atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka jaringan jantung akan mati.

Kemampuan memompa jantung setelah suatu serangan jantung secara langsung berhubungan dengan luas dan lokasi kerusakan jaringan (infark). Jika lebih dari separuh jaringan jantung mengalami kerusakan, biasanya jantung tidak dapat berfungsi dan kemungkinan terjadi kematian. Bahkan walaupun kerusakannya tidak luas, jantung tidak mampu memompa dengan baik, sehingga terjadi gagal jantung atau syok.

Jantung yang mengalami kerusakan bisa membesar, dan sebagian merupakan usaha jantung untuk mengkompensasi kemampuan memompanya yang menurun (karena jantung yang lebih besar akan berdenyut lebih kuat).

"Jantung yang membesar juga merupakan gambaran dari kerusakan otot jantungnya sendiri. Pembesaran jantung setelah suatu serangan jantung memberikan prognosis yang lebih buruk," kata ZulHilmiYaakob.

Penyebab lain serangan jantung adalah adanya bekuan dari bagian jantungnya sendiri. Kadang suatu bekuan (embolus) terbentuk di dalam jantung, lalu pecah dan tersangkut di arteri koroner. Penyebab lainnya adalah adanya kejang pada arteri koroner yang menyebabkan terhentinya aliran darah. Kejang ini bisa disebabkan oleh obat (seperti kokain) atau karena merokok, tetapi kadang penyebabnya tidak diketahui. (ang)

Sumber




Share this:

 
Designed By OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates